Pages

Wednesday, January 6, 2021

Rangkuman buku fatherman, karya Ustdz. Bendri Jaisyurrahman

Al qowwam, sebuah fitrah yang diberikan kepada kaum Adam. ketika seorang lelaki dituntut menjadi ayah, ia harus siap. Kalau lelaki biasa merasa cukup dengan memiliki anak, kalau ayah dituntut untuk bisa mendidik anak di tengah waktu yang terbatas dengan beragam siasat. Ibrahim, ayah para nabi. Allah menjadikan namanya sebagai teladan hingga keluarganya pun dipuji atas seluruh Alam. Usaha gigihnya menjadi sosok ayah idaman di tengah kesibukan, wajib kita renungkan. Disini Ibrahim mencontohkan, bahwa sosok ayah menjadi penentu arah akan tugas pengasuhan. Mau dibawa ke mana anak kita? Semua tergantung visi Dan misi seorang ayah. Ibu selaku pelaksana hanya mengikuti garis besarnya. Sungguh repot bagi ibu yang diamanahkan mengurus anak, tapi tidak tahu hendak dijadikan apa sang Ananda. Ayah menuntut ibu menjadi madrasah pertama bagi anak, tapi ia lupa bahwa dirinyalah kepala sekolahnya.

Seorang ayah mampu mengatasi krisis moral untuk generasi muda. Namun setiap superhero pasti ada pantangan yang akan menghalangi tugasnya. Pantangan terbesarnya adalah gadget. Langkah yang harus dilakulan adalah mengendalikan penggunaan gadget dengan 4 poin yang harus diperhatikan yakni kapan penggunaan gadget, berama lama durasinya, dimana lokasinya, dan bagaimana situasinya.

Selanjutnya seorang ayah harus mampu memikat hati anaknya, bahwa bukan sekedar berapa banyak waktu yang kita berikan kepada anak, melainkan seberapa besar kesan yang berhasil ditimbulkan. Ayah mampu membuat anak merasa spesial. Karena hal ini berpengaruh pada kejiwaan anak. Setidaknya, memberi persepsi bahwa meski ayah waktunya terbatas, cinta ayah amatlah besar. Ini yang menjadi alasan utama anak untuk mau patuh kepadanya. Agar anak terkesan dan merasa diistimewakan, ayah harus sering memeluk / menyentuh anak secafa fisik, ungkapkan secara privat, Dan mendoakan anak secara terbuka. 

Ayah adalah pahlawan bagi anak, ia tahu kapan harus hadir di sisi anak. Seperti layaknya superhero, datang tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Tepat waktu disini bagaimana melatih kemampuan ayah untuk membaca situasi dan moment agar wajib hadir disaat anak membutuhkan. Jangan sampai di situasi genting dan kritis malah orang lain yang hadir. Luangkan waktu untuk dengarkan masalah anak, saat ia sedang sedih, saat ia sedang sakit. Waktu ini dapat dimanfaatkan untuk bercerita, menasehati, dan mengajarkan hikmah secara tepat. Hadirlah Dan siap mendengarkan segala keluh kesahnya.

Jiwa anak itu bagaikan gadget dan ayah semestinya menjadi chargernya, untuk memberikan energi kepada anak dalam menjalani Hari yang semakin sulit. Ayah harus menjadi motivator bagi anak, yang ayah butuhkan agar bisa menjadi motivator utama bagi anak adalah kredibilitas dan momentum. Kredibilitas adalah sosok ayah yang memang layak menjadi contoh dan teladan. Momentum yakni kemampuan ayah melihat golden moment untuk memberi energi bagi anak, misalnya saat anak sedang unjuk prestasi, hadirlah sebagai sosok yang memberikan tepuk tangan paling kencang, karena kehadiran ayah yang dicintailah yang mereka rindukan.

Kebersamaan adalah kebutuhan Karena kebermsamaan mampu menjalin ikatan emosi yang positif diantara anggota keluarga, seperti duduk-duduk saat makan bersama atau mengerjakan tugas rumah tangga bersama. Ketika anak suka kelayapan, barulah kita sadar bahwa rumah tak lagi punya daya magnet untuk membuat anak betah didalamnya. Rumah berubah menjadi tempat transit layaknya terminal, anak sekedar numpang lewat karena rumah kalah bersaing dengan dunia luar. Disinilah peran ayah dibutuhkan sebagai sosok penghibur. entertainman. Ayah menjadi aktor utama yang menjadi pusat hiburan bagi anak. Dimulai dari memberi sapaan yang berkesan, sapaan yang membuat anak merasa bergairah menceritakan pengalaman mereka. Ayah harus belajar untuk mulai menyapa anak dengan pertanyaan akan hobinya, mengapresiasi aktivitas kesenangan anak pada hari itu.

Bermain menjadi salah satu kebutuhan hidup manusia. Jika kekurangan hati menjadi resah, bila berlebihan akan menambah masalah. Hak bermain anak harus dipenuhi. Jika ditolak, ia akan mencari celah Jalan keluar sendiri. ketika dirumah dilarang, anak mencoba cari kesempatan diluar untuk puaskan kebutuhan dirinya akan permainan. Disinilah bahayanya, terutama ketika kita tak tahu permainan apa yang anak lakukan diluar sana. Bermain dengan anak bukanlah sebuah aib, terlebih dianggap menjatuhkan kehormatan. Justru ini adalah sebuah bentuk kemuliaan. sebab rasul pun melakukannya. Bermain dengan anak bisa menjadi momen yang mengasyikkan Dan memberi kesan bagi anak. Dua Hal yang harus dimiliki ayah agar tetap eksis di mata anak yaitu aksi heroik yang memikat sebagai branding yang memorable diantaranya dapat dilakukan dengan bercerita. Jurus jitu berikutnya tentu dengan bermain dan selalu libatkan anak dalam setiap momennya.

Menjelajah dalam urusan pengasuhan anak adalah mengeksplorasi kebutuhan dasar anak akan rasa ingin tahunya. Mereka akan terus mencari jalan untuk memuaskan rasa penasaran. Ketika anak penasaran Dan selalu ingin tahu, tugas ayahlah untuk memuaskan rasa penasaran mereka. Dalam melakukan penjelajahan bersama anak, rumus yang bisa dipakai ayah adalah jalan-jalan plus edukasi. Jalan-jalan bagi mereka adalah eksplorasi, tidak harus jauh dan mahal, yang penting anak terpuaskan. Menjelajah isi rumah pun bisa menjadi sesuatu yang mengasyikkan melalui permainan mencari harta karun. Masukkan unsur edukasi dalam misi mengajak anak menjelajah. Jangan sampai cerita tentang jalan-jalan hanya cerita tentang tidur di hotel dan makan saja. Kurang seru. Perbanyak dialog sepanjang perjalanan agar tidak hambar rasanya perjalanan tersebut, cerdas melihat moment, jauhkan segala penghalang kedekatan dan abadikan momen.

Untuk menaklukkan hati anak banyak teknik yang sudah dibahas sebelumnya. Kali ini teknik yang simpel tapi butuh modal. Bahkan ibunya anak-anak pun bisa Luluh hatinya. Teknis tersebut adalah ayah juga perlu memberi hadiah. Lantas, bagaimana bila ayah pas-pasan, tentu tetap bisa melaksanakan teknik ini, kuncinya jangan pelit dan berusaha memberi kepada anak. Sedikitnya pemberian tidak masalah bagi anak asalkan kontinyu, hati anak akan takluk dengan pemberian. "Saling memberi hadiahlah, niscaya akan tumbuh cinta diantara kalian".

Sejak anak mulai bicara, rasa ingin tahunya spontan muncul. Dan ayah harus punya segudang jawaban untuk bisa memuaskan jawaban anak. Ayah harus menjadi Sumber ilmu pertama bagi anak. Jawaban yang asal bunyi mungkin bisa membuat anak berhenti bertanya, tapi ketika anak tumbuh semakin dewasa Dan memperoleh jawaban lain yang ternyata lebih tepat, lunturlah kepercayaan kepada ayahnya. Akhirnya, setiap omongan  ayah dianggap omong kosong. Ayah yang dikagumi adalah yang punya segudang informasi yang dibutuhkan sang anak. Ayah harus dapat menguasai informasi yang tepat dan baik.

Hal lain yang harus dipahami ayah adalah anak senang jika ayah mempromosikan segala kelebihannya didepan orang lain. Ada bentuk rasa bangga saat ayah menceritakan hal positif tentang dirinya. Dan dalam dunia bisnis, ini disebut dengan product knowledge, jangan sampai ayah salah mempromosikan alias salah memuji akibat tak memahami pengetahuan tentang anaknya sendiri. Ayah harus mengenal betul anaknya, sesibuk apapun, ayah harus terus update perkembangan anak, jangan sampai ada yang terlewat. Teknik ini dapat mengikat hati anak, yang berujung pada cinta yang besar pada sang ayah.

Tua itu pasti. Tak ada hiburan yang lebih indah bagi orang yang sudah lanjut usia selain perhatian dari anak-anak tercinta yang sudah tumbuh dewasa. Di saat tua inilah para ayah memetik hasil "tanaman" pengasuhannya, yakni buah hati yang dikasihi. Sungguh beruntung para ayah yang rela berlelah-lelah dalam pengasuhan anaknya sedari usia dini hingga memanen hasilnya disaat tua. Buahnya insyaallah anak secara sadar dan sukarela membalas kebailan sang ayah dalam wujud bakti dan perhatian yang tulus. Mengasuh anak ibarat bertani, perlu kesungguhan, ketekunan dan kesabaran, karena ada proses panjang dan tahapan yang harus dijalani. Apa pun itu, mengasuh anak tidak akan pernah sia-sia, Karena Allah menilai usaha bukan sekedar hasilnya. Tak ada kata terlambat dalam pengasuhan.

Ayah bukan sembarang lelaki. Ayah lelaki sejati. Ayah pahlawan yang dinantikan, fatherman!
Tetap semangat, fatherman!

0 komentar:

Post a Comment