Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) bekerjasama dengan FISIP UI mengadakan kuliah umum dengan tema “Rural response to climate change: ethics, policies, science in an educational perpective” pada senin (7/12) bertempat di Ruang AJB Bumiputra, FISIP UI, Kampus Depok. Pembicara dalam kuliah umum ini adalah Prof. Kees Stinger, Visiting professor in Africa and Asia Agromet Vision, the Netherlands.

Kuliah umum yang berlangsung dari pukul 09.00 – 12.00 ini diadakan sebagai wujud kepedulian Universitas Indonesia terhadap perubahan iklim (Climate Change). Dalam kaitannya dengan perubahan iklim, petani adalah barisan terdepan dari elemen bangsa yang merasakan dampak langsung dari perubahan iklim. Petani merupakan titik utama yang harus diperhatikan. Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, maka diperlukan upaya-upaya institusional yang dapat mengutamakan kepentingan petani. Kemudian diikuti dengan unsur ilmu pengetahuan yang dapat diaplikasikan untuk mendukung kebijakan yang ada. Institusionalisasi yang dimaksud adalah perlunya campur tangan dari institusi pemerintah, pendidikan dan penelitian untuk mendorong kebijakan mengenai climate change yang lebih mengutamakan petani. Pemerintah harus dapat mewujudkan komitmennya terhadap pendidikan di pedesaan baik berupa pendidikan intensifikasi pertanian maupun perubahan iklim. Institusi pendidikan bisa terlibat dengan menyusun berbagai kurikulum yang dibutuhkan atau mengaplikasikan berbagai hasil penelitian yang terkait dengan perubahan iklim.
Upaya yang sudah dilakukan oleh Indonesia terkait dengan climate change dan kepentingan petani adalah dengan adanya program sekolah lapang iklim untuk para petani. Sekolah lapang iklim ini merupakan program yang telah dilakukan oleh Departemen Pertanian RI sejak tahun 2003 yang bekerja sama dengan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). Sekolah lapang iklim ini telah dilakukan di Indramayu karena daerah tersebut merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Namun masih terdapat beberapa kendala untuk mewujudkan pendidikan petani terkait perubahan iklim. Kendalanya adalah masih kurangnya perhatian dan keingin tahuan para petani akan dampak dari perubahan iklim serta penerimaan informasi yang kurang cepat dari para petani itu sendiri. Isu climate change ini merupakan isu yang sangat penting. Sehingga kita perlu memberikan pelatihan kepada para petani dan memberikan informasi yang baik agar mereka terbuka dengan perubahan. Menurut Prof. Kees Stinger, usaha yang telah dilakukan oleh Departemen Pertanian RI tersebut merupakan langkah awal yang dapat dijadikan contoh utnuk Negara-negara yang lain.

Acara ini kemudian dilanjutkan dengan Round table Discussion, yakni forum diskusi antara Prof. Kees Stinger dengan 25 civitas akademika Universitas Indonesia yang concern terhadap perubahan iklim. Dengan diadakannya acara ini, diharapkan akan timbul kontribusi yang nyata dari civitas akademika Universitas Indonesia dalam mengantisipasi dan mengatasi perubahan iklim. Serta dapat mendorong lebih berkembangnya studi-studi yang terkait dengan perubahan iklim dan formulasi kebijakannya. (Vra)

Kuliah umum yang berlangsung dari pukul 09.00 – 12.00 ini diadakan sebagai wujud kepedulian Universitas Indonesia terhadap perubahan iklim (Climate Change). Dalam kaitannya dengan perubahan iklim, petani adalah barisan terdepan dari elemen bangsa yang merasakan dampak langsung dari perubahan iklim. Petani merupakan titik utama yang harus diperhatikan. Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, maka diperlukan upaya-upaya institusional yang dapat mengutamakan kepentingan petani. Kemudian diikuti dengan unsur ilmu pengetahuan yang dapat diaplikasikan untuk mendukung kebijakan yang ada. Institusionalisasi yang dimaksud adalah perlunya campur tangan dari institusi pemerintah, pendidikan dan penelitian untuk mendorong kebijakan mengenai climate change yang lebih mengutamakan petani. Pemerintah harus dapat mewujudkan komitmennya terhadap pendidikan di pedesaan baik berupa pendidikan intensifikasi pertanian maupun perubahan iklim. Institusi pendidikan bisa terlibat dengan menyusun berbagai kurikulum yang dibutuhkan atau mengaplikasikan berbagai hasil penelitian yang terkait dengan perubahan iklim.
Upaya yang sudah dilakukan oleh Indonesia terkait dengan climate change dan kepentingan petani adalah dengan adanya program sekolah lapang iklim untuk para petani. Sekolah lapang iklim ini merupakan program yang telah dilakukan oleh Departemen Pertanian RI sejak tahun 2003 yang bekerja sama dengan BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika). Sekolah lapang iklim ini telah dilakukan di Indramayu karena daerah tersebut merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Namun masih terdapat beberapa kendala untuk mewujudkan pendidikan petani terkait perubahan iklim. Kendalanya adalah masih kurangnya perhatian dan keingin tahuan para petani akan dampak dari perubahan iklim serta penerimaan informasi yang kurang cepat dari para petani itu sendiri. Isu climate change ini merupakan isu yang sangat penting. Sehingga kita perlu memberikan pelatihan kepada para petani dan memberikan informasi yang baik agar mereka terbuka dengan perubahan. Menurut Prof. Kees Stinger, usaha yang telah dilakukan oleh Departemen Pertanian RI tersebut merupakan langkah awal yang dapat dijadikan contoh utnuk Negara-negara yang lain.

Acara ini kemudian dilanjutkan dengan Round table Discussion, yakni forum diskusi antara Prof. Kees Stinger dengan 25 civitas akademika Universitas Indonesia yang concern terhadap perubahan iklim. Dengan diadakannya acara ini, diharapkan akan timbul kontribusi yang nyata dari civitas akademika Universitas Indonesia dalam mengantisipasi dan mengatasi perubahan iklim. Serta dapat mendorong lebih berkembangnya studi-studi yang terkait dengan perubahan iklim dan formulasi kebijakannya. (Vra)
0 komentar:
Post a Comment