Perjuangan menyusui!

3 hari pertama neira lahir ke dunia, neira belum juga bisa minum ASI.
saat itu ASI yang keluar bisa dibilang cukup walaupun nggak banyak. Tapi ternyata ada kendala yang harus kita hadapi. Neira belum bisa menyusui dengan benar. dia nggak bisa 'ngenyot', yang dia lakukan cuma menjilat-jilat saja. Di hari ke-2 ketika masih di Rumah sakit, saya tidak tega melihat bibirnya yang kering sehingga saya coba teteskan saja ASI saya ke mulut neira. saya dan ibu saya sempat khawatir, apa neira nggak apa-apa kalau 3 hari tidak minum begini. menurut dokter dan suster, bayi yang baru lahir masih punya cadangan makanan untuk dia bertahan selama 3 hari setelah kelahirannya. jadi tidak perlu khawatir, lagipula lambungnya masih sangat kecil. dan dari bahan yang pernah saya baca, bayi yang baru lahir hanya perlu setengah sendok teh ASI saja. berbekal pengetahuan dan informasi dari dokter, saya tetap yakin kalau neira pasti bisa menyusu dengan benar. Saya tidak mau memberi anak saya Susu formula, alhamdulillah RS.Bunda Margonda pro asi, mereka tidak sembarangan memberikan sufor atau air putih. Mereka memegang prinsip Pro Asi dan yakin semua ibu yang baru melahirkan itu pasti ASInya keluar, asalkan tetap berpikir positif dan makan-makanan yang sehat. saya juga rutin diberikan vitamin pelancar asi bernama moloco yang saya minum 3x sehari.


Jujur, saya sedih juga melihat bibir neira seperti berkerak, kata suster itu kerak karena kena asi yang menempel di bibirnya, jadi tidak apa-apa. saya khawatir apakah neira kehausan atau kelaparan. sampai di hari terakhir mau pulang ke rumah, neira belum juga bisa menyusu. ketika kami bilang ke suster dan dokter, mereka bilang tidak apa-apa, bayi-nya memang masih belajar menyusu. ibu saya juga sudah menginformasikan pada suster bahwa puting sebelah kanan saya agak masuk kedalam dan memang ukuran putingnya tidak besar, mengingat neira yang juga lahir dengan bobot yang kecil kami berpikir apa mungkin ada pengaruhnya. tapi suster hanya berkata kalau bayi masih belajar menyusu dan suster hanya memberikan botol suntikan yang bisa saya gunakan untuk menarik puting saya supaya bisa keluar.
Akhirnya, ibu saya berinisiatif untuk membeli nipple shield. nipple shield merk pigeon adalah semacam nipple extention yang dapat digunakan untuk menyambung inverted nipple (puting datar) atau untuk melindungi puting yang sedang terluka sehingga ibu tetap bisa menyusui bayi. saat itu saya tidak ambil pusing, karena ketika pertama kali dicoba, neira tiba-tiba langsung mengenyot nipple shield dengan serunya, betapa senangnya saya ternyata neira bisa dan sepertinya dia memang nampak kehausan.

Nipple shield. Alat bantu yang awalnya kupikir memudahkan, ternyata malah menyusahkan dan bikin stress. awalnya neira nyaman. Tapi nggak berlangsung lama. setiap kali menyusu, saya harus buru-buru memasang nipple shield terlebih dahulu. belum lagi kalau nipple shieldnya terlepas atau belum disterilkan, repot sekali, padahal neira sudah mengamuk. Lama kelamaan saya ahli juga pake nipple shield, tapi neira berubah lagi, sekarang tiap menyusu susunya selalu tumpah membasahi baju saya dan baju neira. Jadi ASInya lumayan banyak tapi saking kencangnya sedotan neira ASI tersebut tertampung di corong sedangkan neira belum selesai menelan. jadilah susu yang di corong bludak. Kemudian, setelah masuk 2 bulan, neira selalu mengamuk sekitar 5-10 menit setiap memakai nipple shield, dia hanya memasukkan nipple shield kedalam mulutnya, tapi teriak-teriak kesal karena ASI yang dia sedot tidak langsung keluar dan bisa dia minum melainkan harus melalui corong dulu. huffhh.. stress sekali rasanya dan sangat melelahkan. karena saya tidak bisa menyusui dengan nyaman/ dengan tiduran seperti ibu-ibu pada umumnya. saya harus menahan badan neira sekaligus menahan nipple shieldnya agar tidak terlepas atau berubah posisi. Ternyata menyusui memang nggak sesimple liat ibu-ibu dengan santai menyusui anaknya di angkot! (Makanya ada konselor laktasi, Asosiasi menyusui & breastfeeding world yah, *baru ngeh)

Hasil control berat badan neira saat itu kenaikannya sedikit, usia 2 bulan beratnya baru 3,3kg. yah memang sih neira lahirnya 2,4kg. tapi sedih rasanya kalau mendengar anak orang 2 bulan sudah 5kg. jadi curiga apa ASI yang kurang atau karena nipple shieldnya yang menyebabkan susu lebih banyak tumpah daripada disedot. Saya memang tidak memutuskan untuk ke konselor laktasi, suami saya sudah menganjurkan ke klinik laktasi puri cinere, tapi saya malas rasanya seperti sudah terlanjur gagal menyusui dengan benar. Bahkan tak jarang saya menangis saat harus begadang menyusui neira ditemani suami. Kenapa menyusui itu susah sekali buat saya. akhirnya saya mencoba dengan metode perah. setiap hari neira minum ASIP, padahal saya selalu standby dirumah. setiap 2 jam saya selalu perah ASIP, sampai tidak ada waktu istirahat. awalnya cuma dapet 25ml - 75ml karena saya hanya menggunakan pompa yang bentuknya kayak klakson tukang roti kata suami saya, hahaha.. informasi dari teman saya yang pernah menyimpan ASIP sampai lebih dari 100 botol, jenis pompa ternyata juga berpengaruh pada volume ASIP yang dihasilkan. Akhirnya saya memutuskan membeli pompa manual Unimom Mezzo seharga 250.000. kenapa manual? Apa nggak pegel? karena menurut informasi dan lihat diskusi di forum, manual lebih banyak hasilnya daripada otomatis.
Alhamdulillah, ternyata benar, pakai pompa yang bagusan hasil perahnya bisa 100 - 100ml. bahkan pernah sampai 210ml. Tapi metode pompa tiap 2 jam sekali sangat melelahkan, karena saya benar-benar tidak ada waktu untuk beraktivitas selain pompa ASI, karena untuk proses pompanya saja bisa 30 menit - 1 jam sendiri. Tak jarang neira juga mengamuk pengen ASI tapi saya belum selesai memompa, suami atau ibu saya sampai sibuk menenangkan neira, dan saya sendiri sibuk ngumpet dikamar menenangkan diri sambil pompa (pompa ASI juga harus rileks dan posisinya benar supaya hasilnya banyak).

Ada satu hal yang selalu saya ingat, saya pernah bertemu ibu-ibu dengan kondisi yang sama dengan saya, tapi karena dia tidak sabar dan lelah melihat anaknya mengamuk, sekarang dia kasi susu formula dan tanpa ASI karena anaknya tidak bisa menyusu. Tapi, saya juga pernah baca blog ibu-ibu yang senasib dengan saya. Pernah baca juga di milis pun ada yang seperti saya. Tapi pada akhirnya di usia 2 atau 3 bulan, bayinya tiba-tiba bisa mengenyot dengan sendiri langsungsung ke puting ibunya dan terlepas dari belenggu drama bersama nipple shield, huhuhu..  saya berharap neira juga seperti itu, dan saya juga rutin tiap hari melatih neira tanpa nipple shield tapi tetap saja dia tidak bisa.  tepat di usia 3 bulan, saya iseng mencobanya ke neira lagi, dan ternyataaaaa tiba-tiba dia bisa mengenyooooot. pemandangan yang waktu itu rasanya indah banget. seneng banget rasanya bisa skin to skin tanpa nipple shield. Nggak kebayang, kalau neira harus ketergantungan nipple shield, gimana caranya nanti kalau saya mau pergi-pergi bawa neira tapi sedang terburu-buru, harus ready ASIP, harus cari tempat tersembunyi untuk pasang nipple shield, harus basah bajunya kena tumpahan ASIP. sedangkan ibu-ibu lain bisa menyusui dengan nyaman. alhamdulillah, Allah mendengar doa-doa saya.. supaya neira bisa menyusu dengan nyaman tanpa ngamuk karena ASInya susah keluar, saya juga nyaman dan nggak stress jadi produksi ASInya banyak.

Alhamdulillah...
setelah melewati rintangan dan ujian kesabaran, sekarang neira udah jago banget menyusunya, bahkan sampai digigit-gigit, udah kayak ada magnetnya deh pokoknya, hahaha.. dan alhamdulillah lagim neira berhasil lulus S1 ASIX. ^___^

ini dia sertifikat@aimi_asi untuk si asix

dan pilihan ada di tangan kita, mau menyerah sama susu sapi atau maju terus pantang mundur. Pernah denger juga ibu-ibu di forum, kalau mau ASI eksklusif itu memang harus keras kepala.

akhir kata, menyusui itu ternyata memang tidak mudah, tapi kita pasti BISA!! ^____^