Pages

Monday, January 14, 2019

Parenting islami: Menasihati anak dalam islam (Part 1)

Pemateri: ustadzah agustina wulandari
Rabu, 21 februari 2018 - Masjid Al-ikhlas Maharaja Depok


Dalam islam, menasihati anak tentu ada adabnya. Pasti kita pernah berada dalam kondisi merasa sudah menasihati, tapi kok gak mempan juga ya? Harus gimana ni? Oleh karena itu, sebelum menasihati anak, kita sebagai orangtua juga perlu ilmu. Kita perlu tahu bahwa ada tugas, pokok dan fungsi kita sebagai orangtua (tupoksi). Tupoksi orangtua terdiri dari:

1. Teaching
Al ummu madrasatul ula (ibu adalah sekolah pertama anak). Ayat yang menjelaskan hal ini adalah, At-tahrim: 6 dan Luqman: 13.
Dalam mengajarkan anak, kita memerlukan yang namanya visi dan misi dalam berumah tangga. Sudahkah kita membuat visi dan misi dalam berumah tangga?

Contoh, visinya adalah masuk surga bersama-sama, maka misi-nya jelas berkaitan dengan visi yang sudah ditentukan misalnya anak diajarkan untuk sholat tepat waktu, muroja'ah ba'da magrib, diberikan pemahaman pacaran setelah menikah, dll.





2. Coaching
Yang dimaksud disini adalah mengarahkan anak sampai ia berhasil melakukan sesuatu. Kenapa perlu dilakukan coaching? Karena dengan coaching anak diajarkan untuk menjadi pribadi yang tangguh. Ayat yang menjelaskan mengenai hal ini adalah An-Nisa: 9

Contoh, anak diajarkan kemudian diarahkan untuk memakai sepatu sendiri. Tapi pada prakteknya, seringkali orangtua kurang sabar. "aduuh lama bgt sih, udah sini mama bantuin biar cepet". Atau anak diminta untuk makan sendiri tapi pada prakteknya makanan jadi awur-awuran dan sedikit makannya, "yaampun, kok berantakan gini, udah sini mama suapin aja". Alih-alih maksudnya agar cepat atau tidak tega dengan anak, tapi itu justru bentuk tidak tega yang akan menghancurkan anak. Karena, anak harus diajarkan untuk menjadi tangguh menghadapi kehidupannya. Bila masalahnya buru-buru karena sudah terlambat, maka solusinya harus bangun lebih pagi. Biasakan mencari solusi, bukan pembenaran.

Ada kasus juga seorang anak laki-laki sudah kuliah tapi masih disuapin makan oleh ibunya. Sang ibu seringkali mengeluh karena lelah mengurus rumah, tapi bila diingatkan sang ibu berkata, "yah abis gimana ya kasian kalo nggak disuapin dia ntar gak makan, makannya susah". Itulah salah satu contoh kurangnya coaching kepada si anak semenjak kecil. Si anak jadi terlalu bergantung dengan orangtuanya, padahal namanya manusia pasti akan kelaperan sendiri kalo gak makan, ujung-ujungnya pasti akan makan sendiri.
Kuncinya, sabar dalam proses coaching. innallaha ma'ashobirin.. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.


3. Modelling
Orangtua menjadi contoh bagi anak sebelum membentuk karakter
Ayat yang menjelaskan mengenai hal ini adalah al-ahzab: 21.

bersambung ke postingan berikutnya
parenting islami (part 2)


0 komentar:

Post a Comment