Pages

Showing posts with label tips keluarga islami. Show all posts
Showing posts with label tips keluarga islami. Show all posts

Friday, February 8, 2019

Rumah pertama anak untuk mencurahkan isi hati - tips membangun kedekatan dengan si kecil shalihah

Halo, hari ini kita mau sharing mengenai bagaimana membangun kedekatan dengan si kecil nih moms. Nah, dalam mengasuh anak perempuan tentu kita ingin membuatnya menjadi sosok yang lembut, perhatian, dan juga kuat. Hal ini dapat terwujud bila kita sebagai ibunya juga memiliki kedekatan emosional dengan si kecil shalihah. Dengan kedekatan emosional yang terjalin antara ibu dan anak perempuannya, maka anak perempuan dapat menjadi lebih terbuka kepada ibunya

Alhamdulillah, si kecil neira sangat dekat dan terbuka dengan bundanya. Ia selalu menceritakan apa saja yang dia rasakan dan alami, serta seringkali memberikan perhatian-perhatian manis untuk bundanya. Sebelum kehadiran sang adik, Bunda dan neira juga seringkali menghabiskan waktu berdua dengan maksimal. Baik bermain dirumah, membuat prakarya, ataupun jalan-jalan berdua. Setelah kehadiran sang adik, neira sempat mengutarakan bahwa dia kangen aktivitas berdua bunda, hal ini bisa sedikit disiasati ketika abi sedang dirumah bisa diminta untuk menjaga adik sebentar kemudian neira dan bunda bisa jalan kaki ke warung berdua beli jajanan kesukaan neira.

Monday, January 14, 2019

Si kecil ogah pake jilbab? Ini dia tips mengajari si kecil berhijab sejak dini

Assalamualaikum moms,
Kita pasti sudah mengetahui bahwa hukum berhijab bagi muslimah adalah wajib. Oleh sebab itu, orang tua wajib mengajarkan anak untuk berjilbab. Alangkah baiknya apabila kita mengetahui bagaimana cara mengajarkan anak berjilbab sejak dini sehingga mereka dapat menerapkannya. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta sang anak terhadap jilbab serta mengetahui sedari dini bahwa jilbab adalah identitas seorang muslimah yang harus dijaga.
Dibawah ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:

1. Kenalkan anak pada pakaian muslimah. Berikan pakaian muslimah yang nyaman sehingga anak mau memakainya untuk berkegiatan
2. Berikan pujian positif serta berikan semangat saat ia mengenakan hijab
3. Berikan pemahaman pada anak tentang jilbab
4. Kenalkan anak pada lingkungan positif yang mendukung
5. Berikan contoh nyata pada anak serta tetap konsisten. Children see, Children do. Anak akan mencontoh apabila kita pun istiqomah menanamkan akidah islam.

Dalam Al-Quran, Allah berfirman :
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isetri-isteri orang mukmin: “Hnedaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Al- Ahzab : 59)

Parenting islami: Menasihati anak dalam islam (Part 2)

Children see, children do.

Dalam menasihati anak, tentu ada tips dan triknya. Dibawah ini adalah 9 cara menasihati anak:
Ajarkan anak untuk melakukan apapun dengan niat karena Allah, bukan karena mama papanya.

Contoh, kakak dan adek berantem, jangan katakan "kakaak, adeek, jangan berantem doong, mama ni lagi capek". Ngefek gak kira2? Belum tentu, bisa jadi mereka mikir "ah emang gw pikirin", yang ada tetep aja berantem. Ganti kalimat menjadi, "kak dek, jangan berantem lagi yah, kan kata Allah sesama muslim itu bersaudara, adek kakak mau kan disayang Allah"

Parenting islami: Menasihati anak dalam islam (Part 1)

Pemateri: ustadzah agustina wulandari
Rabu, 21 februari 2018 - Masjid Al-ikhlas Maharaja Depok


Dalam islam, menasihati anak tentu ada adabnya. Pasti kita pernah berada dalam kondisi merasa sudah menasihati, tapi kok gak mempan juga ya? Harus gimana ni? Oleh karena itu, sebelum menasihati anak, kita sebagai orangtua juga perlu ilmu. Kita perlu tahu bahwa ada tugas, pokok dan fungsi kita sebagai orangtua (tupoksi). Tupoksi orangtua terdiri dari:

1. Teaching
Al ummu madrasatul ula (ibu adalah sekolah pertama anak). Ayat yang menjelaskan hal ini adalah, At-tahrim: 6 dan Luqman: 13.
Dalam mengajarkan anak, kita memerlukan yang namanya visi dan misi dalam berumah tangga. Sudahkah kita membuat visi dan misi dalam berumah tangga?

Contoh, visinya adalah masuk surga bersama-sama, maka misi-nya jelas berkaitan dengan visi yang sudah ditentukan misalnya anak diajarkan untuk sholat tepat waktu, muroja'ah ba'da magrib, diberikan pemahaman pacaran setelah menikah, dll.


Sunday, May 14, 2017

Sudahkah mengajak si kecil berkunjung ke rumah nenek? Nikmati selagi masih ada kesempatan

Nenek dan cucuu
Hari ini saya teringat, saat mama bilang, "rasa-rasanya mama lebih sayang sama neira deh daripada sama kamu" - sambil mama cengengesan. Iya
memang, kasih sayang nenek yang juga sosok ibu itu memang beda. Apalagi sama cucu pertama yang sangat ditunggu kehadirannya, cucu pertama yang mama urus selama bundanya belum pulih bekas SCnya. Apa-apa buat nei, dimana-mana selalu inget nei, trakhir alasan pengen tetep hidup pun utk nei.

Cara seorang nenek yang lebih peka saat cucu rewel atau minimal totalitas saat ngajak cucu main itu pun beda sama kakek. Karena memang wanita dari sananya sudah dianugerahi kepekaan dari naluri keibuannya. Sayangnya, nenek neira dari abinya pun juga sudah tiada.
Neira memang cucu pertama di keluarga besar, tapi suatu saat semua bude2 dan tante2 saya juga akan punya cucunya masing2, Soal seberapa dalam kasih sayangnya terhadap neira sdh jelas pasti ada perbedaan dibandingkan dgn ibu saya dn ibu mertua saya yang akan mencurahkan segalanya utk cucu kandungnya. Sama seperti ketika kita diberikan pilihan. ayo jujur, kalau disuruh milih, pilih anak kandung sendiri atau anak dari kakak/adik kita? Pilih adik kandung atau adik sepupu? Dst. Karena secara naluri, biasanya kita akan lebih condong kepada yang berhubungan darah langsung dengan kita.

Monday, March 27, 2017

Orangtua menikah lagi - seni melapangkan hati


Barakallahu laka wa baraka 'alaik wa jama'a bainakuma fi khair


Sudah lama gak nulis dan sekarang saya merasa ingin sekali menulis. Kenapa saya menulis topik ini? Ya, karena pasti akan ada moment saya upload foto kebersamaan keluarga baru saya yang jumlahnya jadi lebih banyak. ini bukan tentang poligami ya, saya mah gamau di-poligami. Ini mungkin gak penting bagi sebagian orang, tapi penting buat saya, atau mungkin pernah ada yg merasakan di posisi saya atau mungkin suatu saat nanti kita mengalaminya.

Ditinggal ibu meninggal pasti adalah salah satu hal yg terberat dalam hidup. Dan kata orang, you never know the feelings until you experience them. Dan dalam waktu 1 tahun 5 bulan ternyata papa mau menikah lagi. Jangan kira itu hal yg mudah. Karena saya sudah cari informasi, ada yang keluarganya jadi tidak harmonis hubungannya karena ada anak yang setuju dan tidak setuju orangtuanya menikah lagi. ekspresi wajar kita ketika mengetahui papa sudah ada calon adalah kaget, setelah itu kita senang karena artinya papa bisa move on. Karena selama ini di komplek dan di keluarga, sudah terkenal papa mama pasangan paling romantis dsn dijadikan contoh. Tapi pada akhirnya, papa jatuh karena merasa begitu kehilangan mama.



Sempet terpikir papa akan seperti habibie, apalagi pasca mama meninggal persis sekali tiap jumat papa selalu ke makam gak pernah absen, bikin tulisan untuk mama sambil menangis, dll. Sempet terpikir, masyaallah, papa segitu cintanya sama mama, keren kayak habibie. Tapi, pada akhirnya itu gak bikin anaknya malah jd bangga, malah makin lama bikin kita jadi sedih karena liat papa semakin kurus.

Tapi, respon orang lain belum tentu se-woles respon dua anak perempuannya ini. Ada yang kaget, ada yang 'ngenyek' dan bertanya, "kok bisa??" dan mulai menyentuh ranah kesetiaan. Menurut saya, kesetiaan bukan diukur dari kita menikah lagi atau tidak setelah pasangan kita meninggal. Menikah lagi bukan berarti melupakan, kan. Seperti kisah film up, ellie tulis pesan untuk carl, "thanks for the adventure, now go have a new one!". Yang penting menurut saya adalah selama di dunia kita sudah melakukan yg terbaik dan selalu setia terhadapnya. Karena, cinta yang hakiki itu sejatinya juga hanya milik Allah. Cinta kepada Allah. Jadi, gak ada istilah cinta mati.
Papa pun hingga kini banyak perubahan, hal baik yang mama lakukan tertular ke papa, papa tidak pernah putus tahajjud dan selalu mengaji sampai pagi setelah subuh di masjid. Padahal dulu harus mama yang membangunkan, tapi semua sekarang otomatis papa lakukan. Setiap malam jumat dan hari jumat papa juga selalu khusus berdoa dan mengaji sungguh-sungguh untuk mama. Menurut saya itu sudah cukup membuktikan cinta beda dunia diantara keduanya.

Saya pun sudah bilang ke suami, kalau suatu saat saya meninggal duluan, silahkan saja menikah lagi, dengan niat lurus untuk ibadah. saya tidak akan membebani dengan pernyataan tidak boleh menikah lagi. Karena pada hakikatnya, suami saya adalah milik Allah, dan begitupun takdir siapa yang akan meninggalkan dan ditinggalkan. Karena seiring berjalannya waktu, kita tidak tau apa yang terjadi dan semampu apa seorang laki-laki harus hidup tanpa pasangan. Sudah digariskan, seorang laki-laki memang membutuhkan sosok wanita, bukan hanya utk dorongan biologis saja tetapi teman untuk mensupportnya, membuat masakan yg enak untuknya, mengingatkan keperluan hariannya, dan semua kegiatan lain dengan cinta tulus dari seorang istri.

Siapa yang tidak ingin punya orangtua yang masih lengkap, melihat mereka menua berkeriput bersama dan bermain dengan anak-anak kita. Tapi hal tersebut tidak saya alami. Dan saya tidak pernah bisa membayangkan bagaimana garis wajah cantik ibu saya berkeriput. :)

Siapa yang tidak ingin mempunyai keluarga yang 'normal', yang bisa menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan orangtua kandung yang melahirkan kita. Saya rasanya salut sekali dengan anak-anak yang bisa menerima orangtuanya menikah lagi karena orangtuanya bercerai akibat konflik pribadi. Karena, sangat butuh kelapangan hati bagi si anak untuk menerima kondisi keluarganya yang tidak sempurna lagi. Padahal kondisi orangtua saya berpisah karena Allah bilang sudah habis waktu di dunia untuk bersama. Tapi, perasaan seperti 'iri' melihat orang lain yang orangtua kandungnya masih lengkap dan menua bersama cucu-cucunya terkadang wajar masih hinggap didalam hati.


Ini adalah wujud rasa sayang kami terhadap papa

Ya, ini adalah seni melapangkan hati, khususnya untuk kami dua anak perempuannya. Dan belajar lagi tentang ikhlas untuk menerima takdir atas apa yang sudah Allah gariskan.

Karena kita harus selalu yakin, Allah lebih mengetahui skenario yang terbaik untuk kita :)

Savira anchatya putri

Minggu, 26 Maret 2017


P.s: terima kasih untuk keluarga yang sudah hadir merestui dan mendoakan
special thanks untuk suami si pak irvan dugong dan si sepupu vike bumil metal. You know me so well~