Pages

Showing posts with label psikologi anak. Show all posts
Showing posts with label psikologi anak. Show all posts

Sunday, January 10, 2021

Let's read! karena membaca dapat memberi warna untuk kanvas si kecil


Halo! apa kabar ibu hebat?
Pagi ini sejak membuka mata dan menghirup napas panjang, kita pasti sudah kembali siap dengan energi luar biasa untuk memberikan lukisan-lukisan indah pada setiap kanvas kehidupan si kecil. 

Untuk memberikan warna pada kuas lukis kita, kali ini saya akan sharing seputar kegiatan membaca menyenangkan bersama si kecil. Saya akan membahas mengenai kegiatan membaca bersama si kecil untuk meningkatkan kemampuan bahasanya yang kemudian berkaitan dengan kemampuannya dalam memahami apa yang akan disampaikan oleh orangtuanya saat diperkenalkan dengan sosok mungil bernama, adik. Sebelumnya, saya terpikir untuk mengangkat topik ini karena saya ingin mengenalkan kepada anak pertama saya mengenai sosok adik bayi yang akan hadir dalam kehidupannya. Sebuah proses yang akan dijalani oleh si anak pertama untuk beradaptasi dengan perubahan dalam hidupnya. Awalnya saya sering baca mengenai topik sibling rivalry dan cukup membuat saya berpikir kira-kira nanti kakak akan seperti apa ya kalau sudah punya adik, bagaimana responnya, dan bagaimana perasaannya. 

Sampai akhirnya ketika Allah memberikan rezeki tersebut, saya berpikir harus menyiapkan mental anak saya yang akan berubah statusnya menjadi kakak. Kakak pun mulai menunjukkan ketertarikan dengan adik kecil karena tetangga-tetangga seusianya sudah punya adik. Hal pertama yang saya pikirkan untuk memberikan materi stimulasi pada kakak mengenai kehadiran sosok adik tentunya dengan media buku cerita. Selama ini, buku cerita sangat membantu saya dalam meningkatkan kemampuan bahasa kakak, yakni kemampuan kakak memahami bahasa ibu (bahasa asli/bahasa pertama) sampai kemampuan kakak dalam memahami bahasa kasih seorang ibu dalam menyampaikan berbagai nilai moral yang terkandung di dalamnya. Berhubung kakak sangat suka mendengarkan saya membacakan buku, dan selalu menyimak pesan-pesan moral yang dijelaskan didalam sebuah cerita maka saya memutuskan untuk mencari judul buku yang sesuai dengan kebutuhan kami. Sehingga saya bisa mulai mengenalkan sosok adik dengan cara yang kakak suka dalam situasi kondusif dan menyenangkan.

Friday, February 8, 2019

Rumah pertama anak untuk mencurahkan isi hati - tips membangun kedekatan dengan si kecil shalihah

Halo, hari ini kita mau sharing mengenai bagaimana membangun kedekatan dengan si kecil nih moms. Nah, dalam mengasuh anak perempuan tentu kita ingin membuatnya menjadi sosok yang lembut, perhatian, dan juga kuat. Hal ini dapat terwujud bila kita sebagai ibunya juga memiliki kedekatan emosional dengan si kecil shalihah. Dengan kedekatan emosional yang terjalin antara ibu dan anak perempuannya, maka anak perempuan dapat menjadi lebih terbuka kepada ibunya

Alhamdulillah, si kecil neira sangat dekat dan terbuka dengan bundanya. Ia selalu menceritakan apa saja yang dia rasakan dan alami, serta seringkali memberikan perhatian-perhatian manis untuk bundanya. Sebelum kehadiran sang adik, Bunda dan neira juga seringkali menghabiskan waktu berdua dengan maksimal. Baik bermain dirumah, membuat prakarya, ataupun jalan-jalan berdua. Setelah kehadiran sang adik, neira sempat mengutarakan bahwa dia kangen aktivitas berdua bunda, hal ini bisa sedikit disiasati ketika abi sedang dirumah bisa diminta untuk menjaga adik sebentar kemudian neira dan bunda bisa jalan kaki ke warung berdua beli jajanan kesukaan neira.

Monday, January 14, 2019

Parenting islami: Menasihati anak dalam islam (Part 2)

Children see, children do.

Dalam menasihati anak, tentu ada tips dan triknya. Dibawah ini adalah 9 cara menasihati anak:
Ajarkan anak untuk melakukan apapun dengan niat karena Allah, bukan karena mama papanya.

Contoh, kakak dan adek berantem, jangan katakan "kakaak, adeek, jangan berantem doong, mama ni lagi capek". Ngefek gak kira2? Belum tentu, bisa jadi mereka mikir "ah emang gw pikirin", yang ada tetep aja berantem. Ganti kalimat menjadi, "kak dek, jangan berantem lagi yah, kan kata Allah sesama muslim itu bersaudara, adek kakak mau kan disayang Allah"

Parenting islami: Menasihati anak dalam islam (Part 1)

Pemateri: ustadzah agustina wulandari
Rabu, 21 februari 2018 - Masjid Al-ikhlas Maharaja Depok


Dalam islam, menasihati anak tentu ada adabnya. Pasti kita pernah berada dalam kondisi merasa sudah menasihati, tapi kok gak mempan juga ya? Harus gimana ni? Oleh karena itu, sebelum menasihati anak, kita sebagai orangtua juga perlu ilmu. Kita perlu tahu bahwa ada tugas, pokok dan fungsi kita sebagai orangtua (tupoksi). Tupoksi orangtua terdiri dari:

1. Teaching
Al ummu madrasatul ula (ibu adalah sekolah pertama anak). Ayat yang menjelaskan hal ini adalah, At-tahrim: 6 dan Luqman: 13.
Dalam mengajarkan anak, kita memerlukan yang namanya visi dan misi dalam berumah tangga. Sudahkah kita membuat visi dan misi dalam berumah tangga?

Contoh, visinya adalah masuk surga bersama-sama, maka misi-nya jelas berkaitan dengan visi yang sudah ditentukan misalnya anak diajarkan untuk sholat tepat waktu, muroja'ah ba'da magrib, diberikan pemahaman pacaran setelah menikah, dll.


Saturday, October 14, 2017

Kehadiran adik baru dalam kehidupan kakak - kehamilan trimester pertama

Pernahkah kamu merasa masih banyak salah jadi ibu? Merasa.. Masih banyak kurangnya. Masih belum bisa sesabar itu mengelola emosi di kondisi yg sedang kurang kondusif harus menghadapi bocah kecil yang sudah punya keinginan sendiri selayaknya kita yang juga punya keinginan


Mungkin itulah kenapa beberapa kali saya pernah liat artikel mengenai bagaimana seorang ibu juga harus bisa memaafkan dirinya sendiri dan menurunkan standarnya bahwa tidak semua hal harus dilakukan dengan sempurna karena tidak ada ibu yang sempurna dan tidak pernah berbuat salah. Karena memang, ada ibu-ibu yang terkadang merasa seperti itu, termasuk, saya saat ini. 

Pengalaman kedua ini.. adalah hal yang saya nantikan. Hanya saja entah kenapa, terjadi perubahan pada anak sulung kesayangan saya yang biasanya sangat terbuka dengan bundanya, selalu bilang maunya apa, tapi belakangan.. Dia uring-uringan. Tiba-tiba akting jadi kayak bayi, cadel-cadelin omongan, bundanya mondar-mandir dirumah diikutin, ke kulkas depan mata minta dianterin padahal bundanya baru napakin p*nt*t yang dari tadi belum dipersilahkan duduk oleh sapu dan mesin cuci. kalau ada maunya dia nggak kasih tau dengan jelas maunya apa, cuma merengek dan membiarkan bundanya menebak-nebak. Kalau salah tebak? Hancur dunia persilatan. Bundanya akan salah terus sampai dia mereda sendiri. Soal makan, jangan ditanya, dia masih setia dengan gelar picky eaternya. Sedangkan bundanya udah stress berat badannya cuma turun naik di situ-situ aja. Dan sekarang makin drama kalau udah urusan makan karena.. dia, uring-uringan.